Bapak, Ibu, dan Saudara yang budiman. Saya sungguh-sungguh mengatakannya.
Percayalah pada Saya, Anda sudah sukses pada detik ini juga! Jika hanya sekedar
sukses, Anda sudah tak perlu lagi mencarinya. Sukses itu telah bersemayam di dalam
diri Anda. Itulah yang dikatakan Jennie S. Bev, "Sukses adalah Anda".
Diri Anda, dibentuk oleh karakter Anda. Karakter Anda, disusun dari berbagai perilaku
Anda. Perilaku Anda, dibangun oleh berbagai sikap dan kebiasaan Anda. Dan apa yang
menjadi kebiasaan Anda, adalah pengulangan berbagai fenomena kesuksesan. Nggak
percaya?
Apa yang akan menjadi kebiasaan Anda, adalah segala hal, tindakan, atau aktivitas yang
Anda anggap - dengan sadar atau tanpa sadar - sukses dan berhasil. Apa yang berhasil
Anda ciptakan atau lakukan, akan mendorong Anda untuk mengulanginya. Lagi dan lagi.
Sebaliknya, apa yang Anda anggap gagal atau tidak berhasil, normalnya sih tak akan
Anda ulangi lagi.
Untuk sementara, mari kita lepas dulu aspek benar atau salah, dan baik atau buruk.
Letakkan di luar diri Anda, dan mari ikuti Saya.
Seorang pencuri melakukan pencurian untuk pertama kalinya. Jika ia berhasil mencuri
tanpa tertangkap, akankah ia mencuri lagi? Ya, ia akan mencuri lagi. Jika tidak
tertangkap juga pada tindak pencurian berikutnya, ia akan mencuri lagi untuk ketiga
kalinya. Begitu seterusnya, sampai terbentuk kebiasaan "sukses"-nya. Terbentuklah
perilaku "sukses"-nya. Terbentuklah karakter "sukses"-nya. Jadilah pencuri itu sebagai
pencuri "sukses".
Jika suatu kali sang pencuri itu tertangkap polisi, akankah ia mengulanginya lagi? Bisa
ya, bisa tidak. Jika ia mengulanginya lagi, maka ia mengulangi "kegagalan". Itu namanya
pencuri bodoh. Pencuri yang tidak sukses.
Bagaimana dengan diri Anda sekarang? Apakah Anda terbiasa begadang sampai detik
ini? Jika ya, tetap saja, Anda adalah manusia sukses. Sebab kebiasaan begadang Anda,
hanya terjadi karena begadang itu sukses buat Anda. Anda begadang, dan kemudian
Anda tidak merasakan efek buruknya. Anda merasa berhasil dan "sukses" begadang.
Anda mengulanginya, dan terbentuklah diri "sukses" Anda.
Jika suatu saat Anda jatuh sakit karena kebiasaan begadang Anda, maka Anda akan
dihadapkan pada pilihan. Jika Anda berhenti atau mengurangi begadang, maka Anda
akan terlahir kembali menjadi manusia "sukses" yang baru. Jika Anda tetap doyan
begadang, maka Anda terjerumus menjadi manusia tidak sukses. Ndablek namanya.
Gagal kok diulangi lagi.
Contoh lain. Jika sampai detik ini Anda terbiasa telat masuk kantor setiap hari, Anda juga
tetap manusia "sukses". Sebab karakter, perilaku, dan kebiasaan itu, pasti terjadi karena
Anda "sukses" melakukannya. Alias, selama ini aman-aman saja. Jika kemudian,
ternyata gaji Anda dipotong sebagai konsekuensi dari terbongkarnya kebiasaan Anda,
maka sekali lagi Anda punya pilihan. Berhenti atau meneruskan. Melakukan hal yang
sama atau melakukan hal yang berbeda.
Jika Anda berhenti dan berubah menjadi rajin masuk kerja, maka Anda lahir kembali
menjadi manusia "sukses" yang baru. Jika Anda berusaha kreatif untuk tetap telat
dengan berganti "metode telat", dan itu ternyata berhasil, maka Anda akan menjadi
manusia "sukses" yang baru juga. Tetap saja, Anda adalah manusia "sukses". Akan
tetapi, jika Anda teruskan strategi telat Anda dengan metode lama yang sudah terbukti
gagal, maka sekali lagi Anda ndablek. Anda berganti menjadi manusia yang tidak
"sukses".
Anda suka ngebut sembarangan di jalanan? Sepanjang Anda tidak celaka, Anda adalah
manusia "sukses" sebagai setan jalanan. Jika Anda kemudian nyungsep ke got atau
berkesempatan mencium tiang listrik, maka waspadalah, di situ akan muncul pilihan.
Besok ngebut lagi dengan kesembarangan yang sama, atau lebih hati-hati berkendara.
Anda lebih berhati-hati, maka Anda berubah menjadi manusia "sukses" yang baru. Anda
tetap ngebut sembarangan, Anda mungkin sudah gila. Setan jalanan yang gila dan tidak
sukses.
Suka ninggalin shalat? Anda tetap sukses tuh. Sebab, konsekuensinya bisa jadi belum
akan Anda terima selagi Anda hidup di dunia. Karena Anda anggap aman-aman saja,
maka Anda mengidentifikasinya sebagai sebentuk kesuksesan. Kemudian, Anda akan
mengulanginya sehingga menjadi sikap, kebiasaan, perilaku, dan akhirnya karakter.
Karakter manusia yang "sukses" (di dunia).
Begitulah. Anda sebut saja. Apapun yang menjadi pilihan cara berpikir dan cara
bertindak Anda, dan kemudian Anda kembangkan menjadi sikap, perilaku, dan
kebiasaan, akan selalu mencerminkan karakter sukses Anda. Anda memilih jadi orang
baik atau jadi orang jahat, tetap saja Anda adalah manusia "sukses". Jadi orang kuat
atau orang lemah, dua-duanya sama suksesnya.
Kuncinya, ada pada pilihan Anda. Pandai-pandailah memilih. Dan ingatlah bahwa apapun
yang Anda pilih, akan mencerminkan "kesuksesan" Anda.
Mari kita masukkan kembali aspek benar atau salah dan baik atau buruk, yang tadi kita
copot untuk sementara. Sekarang Anda pilih yang mana? Hal, cara pikir, sikap, tindakan
yang baik atau yang buruk? Yang benar atau yang salah? Dari situlah semua kesuksesan
Anda bersumber. Apapun yang Anda pilih, akan mensukseskan diri Anda. Sukses apa
yang Anda mau? Sukses mana yang Anda inginkan?
Percayalah pada Saya. Tak perlu khawatir, sebab Anda sudah sukses detik ini juga. Just
beware of Your choices!


artikel diambil dari :
http://milis-bicara.blogspot.com

Categories:

Leave a Reply

Powered By Blogger